Minggu, 04 Oktober 2015

Puisi Gadis Peminta-minta

GADIS PEMINTA-MINTA
Oleh : Toto Sudarto Bachtiar

Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
Pulang kebawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlap
Gembira dari kemayaan riang
Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
Melintas-lintas diatas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk dapat membagi dukaku
Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Bulan di atas itu tak ada yang punya
Dan kotaku, oh kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda







1.  UNSUR INTRINSIK
A.  Struktur Fisik
1.      Diksi :
Bahasa yang digunakan tidak sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari.

2.      Pengimajian :
a.        Visual :
ü   Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
ü   Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
ü   Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
ü   Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral

b.        Taktil :
ü   Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlap
ü   Gembira dari kemayaan riang
ü   Jiwa begitu murni, terlalu murni
ü   Untuk bisa membagi dukaku
ü   Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
ü   Bulan di atas itu tak ada yang punya
ü   Dan kotaku, oh kotaku
ü   Hidupnya tak lagi punya tanda

3.      Kata Konkret :
ü   Gadis itu benar-benar seorang pengemis gembel maka menggunakan kata-kata “Gadis Peminta-minta”
ü   Untuk meyakinkan tempat tidur pengap di bawah jembatan yang hanya dapat meletakkan tubuh maka menggunakan kata-kata “Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok”
ü   Untuk mengkonkretkan dunia pengemis penuh kemayaan maka kata-kata yang digunakan “Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlap gembira dari kemayaan riang”
ü   Untuk gambaran tentang martabat gadis yang sama dengan manusia lain maka dituliskan “Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral”

4.      Majas :
ü  Personifikasi : Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
ü  Metafora : Tengadah padaku, pada bulan merah jambu

5.      Rima :
Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku pada bulan merah jambu

Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan

Melintas-lintas diatas air kotor, tapi yang begitu kauhafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni

Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
Dan kotaku, oh kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda

6.      Tipografi :
Dalam 1 bait terdiri dari 4 larik


B.  Struktur Batin
1.      Tema :
Kemanusiaan yaitu menggambarkan si gadis peminta-minta

2.      Judul :
Gadis Peminta-minta

3.      Rasa :
Merendahkan dirinya dan ingin meninggikan derajat si gadis berkaleng bahkan lebih tinggi dari menara katedral

4.      Nada :
Pelan, iba atau kasihan

5.      Amanat :

Kita jangan pernah merendahkan orang lain yang status sosialnya lebih rendah dari kita karena dimata Tuhan derajat manusia semuanya sama

1 komentar: